Shalat (3)

Posted on 10:24 PM by sendy


Wahai orang-orang yang dapat memahami! Pahamilah, bahwa penjagaan yang hakiki yang dianjurkan oleh Alqur’an adalah penjagaan terhadap perintah-perintah Ilahi. Dan perintah Ilahi yang paling mulia yang telah dianugrahkan kepada kalian adalah shalat. Oleh karena itu jaga dan pelihara shalat, dan jagalah dengan penuh rasa cinta. Janganlah kalian menjaganya dengan dasar sebagai kewajiban.

Hadrat Masih Mau’udas menyinggung masalah ini sebagai berikut:

Orang mukmin tingkat keenam yang melebihi tingkat kelima adalah mereka yang memperhatikan dan menjaga shalat mereka. Yakni mereka tidak perlu harus diperingatkan lagi oleh orang lain. Mereka telah mempunyai hubungan sedemikian rupa dengan Allah Ta’ala; dan mengingat Allah (dzikir Ilahi) teleh menjadi fitrat kecintaannya, mengenang Allah telah sedemikian rupa menjadi sumber ketentraman dan kehidupannya, sehingga setiap saat ia memperhatikan dan menjaga hubungan tersebut. Setiap detik selalu dilewatinya dengan mengenang Allah, dan sedikit pun ia tidak mau lepas dari hal itu.


Setelah Rasulullah saw, hanya Hadrat Masih Mau’udas sajalah yang ada menerangkan masalah ini sedemikian rupa. Saudara-saudara boleh lihat tafsir-tafsir yang dibuat pada abad pertengahan, tidak ada satupun yang menjelaskan masalah yuhaafizuuna  ini dari segi kecintaan.

Kepada yang Mulia Nabi Muhammadsaw, sajalah pengertian ini diberikan, dan juga kepada seorang hamba beliau (Hadrat Masih Mau’udas) yaitu seorang hamba yang kamil (sempurna) dan yang selalu mengikat hubungan dengan beliau saw. Didalam sebuah syair Hadrat Masih Mau’udas bersabda:

Rabt he jaane- Muhammad ko meri jaan se mudaam

(Selamanya telah terdapat suatu ikatan yang erat sekali antara jiwaku dengan jiwa Muhammadsaw.)

inilah hubungan mulia Rasulullah saw  dengan AllahSwt, yang telah mengajarkan kepada beliau masalah ribaat tadi. Dan atas hubungan Hadrat Masih Mau’ud sebagai hamba kamil terhadap Rasulullah saw, beliauas pun telah diajarkan tentang itu. Inilah masalah yang tidak difahami oleh para alim ulama dan orang-orang sebelumnya. Untuk mengembalikan khazanah inilah IMAM MAHDI DATANG KE DUNIA. Oleh karena itu bagaimana mungkin kita akan memutuskan hubungan kita dengan beliau?

Sebagaimana beliau telah memiliki hubungan yang abadi dengan Rasulullah saw, maka kita ini sebagai hamba-hamba beliau pun mempunyai hubungan yang erat dengan Rasulullah saw. Dan  dunia tidak akan dapat mematahkan hubungan kita tersebut, karena dari hubungan itulah kita telah banyak belajar mengenai kecintaan yang dalam terhadap AllahSwt. Kemudian Hadrat Masih Mau’udas bersabda: 

Ringkasnya, ibadah mengingat/mengenang Allah dengan penuh kecintaan, yaitu yang dinamakan shalat, adalah telah menjadi santapan bagi mereka. Tanpa santapan itu mereka tidak dapat bertahan hidup. Dan mereka penjaga santapan tersebut bagaikan seorang musafir yang menjaga baik-baik beberapa kerat rotinya ditengah gurun yang tandus, dan ia dengan penuh hikmah menjaga air minum yang terdapat didalam kantung mask-nya (kantong kulit tempat air minum).(khutbah jumat)

No Response to "Shalat (3)"